Selasa, 08 November 2011

GASTROENTRITIS/MUNTAH BERAK


1.         Pengertian.
1.         Gastroentritis akut adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasite yang patogen.(Soluden at all 1996)
2.         Istilah Gastroentritis digunakan secara luas untuk menguraikan pasien yang mengalami perkembangan diare dan atau muntah akut. Istilah ini menjadi acuan bahwa terjadi proses inflamasi dalam lambung dan usus. (Whaley dan wongs’s 1995)

2.         Etiologi.
Factor Infeksi

a.         Infeksi Internal yaitu saluran pencernaan yaitu merupakan penyebab utama diare, penyebab utama adalah virus yang pertama rotavirus (40%-60%) sedangkan virus lainnya adalah Norwalk, Astrovirus, Calavirus, Minirotavirus dan virus bulat kecil. Bakteri penyebab penyakit ini adalah Aeronionas Hidropilia, E-Coli, Clostridium, Prefinges, Salmonela Sp, Yersinia Enterocolica.
b.         Infeksi Parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain di luar yaitu seperti Otritis media akut Tonsilopharingitis, dsb.

3.         Patofisiologi.
Penyebab Gastroentritis akut adalah masuknya virus (Rotavirus, Adenovirus, Entoris dan virus Norwalk) bakteri (Salmonella, E-Coli, dll). Beberapa mikroorganisme pathogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel memproduksi Anteroktosin atau Cytotaksin dimana merusak dalam atau melekat pada dinding usus pada Gastroentritis akut penularan Gastroentritis merupakan bias melalui fekal oral dari satu klien ke klien yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran pathogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotif makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotif dalam rongga usus meningkat terjadi pergeseran.

4.         Manifestasi Klinis.
-           Sering mengalami Nausea.
-           Demam.
-           BAB cair lebih dari 4 kali.

Terjadinya renjatan Hipolvolnik harus dihindari, kekurangan cairan menyebabkan pasien akan merasa haus, ludah kering, tigor kulit menurun.

Air dan elektrolit ke dalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare, selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare gangguan multilitas usus mengakibatkan hiperperiltaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi)yang mengakibatkan gangguan asam basa. Gangguan gizi (Intake kurang, output berlebih dan gangguan sirkulasi darah). (Marlena Mayers 1995)

2.4       Gejala Klinis.
Pasien dengan diare akibat infeksi sering mengalami Nausea, muntah, nyeri perut sampai kejang perut, demam dan diare terjadi renjatan hipovelemik harus dihindari kekurangan cairan menyebabkan pasien akan merasa haus, lidah kering, tulang pipi menonjol, tugor kulit suara menjadi serak, secara klinis diare dianggap karena infeksi akut dibagi menjadi 2 golongan yaitu : pertama Koloriform dengan diare yang utama terdiri atas cairan saja. Kedua Disentroform pada saat diare didapatkan lendir kental dan kadang-kadang darah. (Marlena Mayers 1995)

2.5.      Komplikasi
a.         Dehidrasi
b.         Renjatan Hipovolemik.
c.         Kejang.
d.         Bakterimia
e.         Malnutrisi.
f.          Hipoglikemia.
g.         Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukose usus.

2.6.      Tingkat dehidrasi Gastroentritis.
a.         Dehidrasi Ringan.
Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan dengan gambaran klinik tugor kulit kurang elastis, suara keras klien belum jatuh dalam keadaan syok.




b.         Dehidrasi Sedang.
Kehilangan cairan 5 – 8% dari berat badan dengan gambaran klinik tugor kuklit jelak, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
c.         Dehidrasi berat.
Kehilangan cairan 8-10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis, sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

2.7.      Manifestasi Klinis.
a.         Diare (BAB, lembek, cair)
1.         Faktor osmotic disebabkan oleh penyilangan air ke rongga usus dalam pertandinagn isotonic, ketidakmampuan larutan mengabsorbsi menyebabkan tekanan osmotic menghasilkan pergeseran cairan dan iodium ke rongga usus.
2.         Penurunan obsorbsi atau peningkatan sekresi sekunder air dan elektrolit, peningkatan ini disebabkan sekresi sekunder untuk inflamasi atau sekresi aktif sekunder untuk merangsang mukosa usus. (Whaley dan Wong’s 1995)
3.         Perubahan Mobiliti
Hiperperistaltik atau Hipoperistaltik mengetahui obsorbsi zat dalam usus.
b.         Mual, muntah dan panas (suhu >37 o C)
terjadi akibat peningkatan asam lambung dank arena adanya peradangan maka tubuh juga akan berrespon terhadap peradangan tersebut sehingga suhu meningkat.
c.         Nyeri perut kram abdomen.
Karena adanya kuman-kuman dalam usus, menyebabkan peningkatan peristaltic usus dan efek yang timbul adanya nyeri perut, tekanan, tegangan atau kram abdomen.



d.         Peristaltik meningkat (>35 X/menit)
Akibat masuknya pathogen menyebabkan peradangan pada usus dan usus berusaha mengeluarkan ioxine dan meningkatkan kontraksi sehingga peristaltic meningkat.
e.         Penurunan berat badan.
Terjadi karena sering BAB encer yang mana feses malah mengandung unsur-unsur penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sehingga kebutuhan nutrisi kurang terpenuhi.

2.8.      Penatalaksanaan medis.
a.         Pemberian cairan.
1.         Cairan peroral.
Pada klien dengan cairan dehidrasi ringan dan sedang. Cairan diberikan peroral berupa cairan yang berisikan NaCl dan NaHCO, K dan Elukosa. Untuk dehidrasi akut dapat dibuat sendiri air tajin yang diberikan glukosa dan garam, hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan di rumah sebelum dibawa ke rumah sakit mencegah dehidrasi lebih lanjut.
2.         Cairan Parental.
Mengenai berapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan atau ringannya dehidrasi yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badan.
b.         Dietetik.
Pemberian makanan dan minuman khusus pad klien dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan. Adapun hal yang yang perlu diperhatikan adalah memberikan bahan makanan yang mengandung Kalori, Protein, Vitamin, Mineral dan makanan yang bersih.

c.         Obat-obatan
-           Obat anti sekresi.
-           Obat anti Spasmolitik.
-           Obat antibiotic.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Info Populer